PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah. (Depkes RI, 2007)
Anak merupakan tumpuan harapan bagi kelangsungan hidup umat manusia dan menjadi generasi penerus bangsa. Semua itu akan terpenuhi bila anak mencapai tumbuh kembang yang optimal. Tumbuh kembang dapat optimal apabila segala kebutuhannya terpenuhi, sehingga kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dapat ditingkatkan. Salah satu upaya yang memberi dampak cukup penting terhadap peningkatan kualitas SDM adalah upaya peningkatan status gizi masyarakat. Salah satu program tersebut dilakukan dengan upaya pemberian ASI Eksklusif yang berguna untuk meningkatkan status gizi bayi. Air Susu Ibu (ASI) telah terbukti mempunyai keunggulan yang tak bisa digantikan susu manapun, karena ASI mengandung zat gizi yang selalu menyesuaikan dengan kebutuhan bayi setiap saat, bahkan ketika sakitpun kandungan gizi ASI akan menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. ASI juga berfungsi sebagai imunitas (kekebalan) terhadap penyakit, sehingga anak akan sulit terserang penyakit (Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI, 2007).
Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa ASI merupakan mukjizat dari Tuhan yang diberikan kepada umatnya melalui ibu yang menyusui bayinya dengan ASI. ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi, baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual, dan pemberian ASI selama 1 jam pertama dalam kehidupannya dapat menyelamatkan 1 juta nyawa bayi. Berkaitan dengan pentingnya ASI 1 jam pertama maka dianjurkan sesegera mungkin meletakkan bayi yang baru dilahirkan pada dada ibunya dan membiarkannya selama 30 – 60 menit. ASI merupakan hak anak, untuk kelangsungan hidup dan tumbuh kembang secara optimal dan hak ibu untuk menyusui anaknya. Pemberian ASI juga dapat membentuk perkembangan intelegensia, rohani dan perkembangan emosional, karena dalam dekapan ibu selama disusui, bayi bersentuhan langsung dengan ibu serta mendapat kehangatan, kasih sayang dan rasa aman. (Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI, 2007)
Berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 pemberian ASI Eksklusif menunjukkan adanya penurunan jumlah bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif dari 39,5% pada tahun 2002/2003 menjadi 32% pada tahun 2007 sehingga terjadi penurunan sebesar 7,5%. Cakupan ASI Eksklusif di Indonesia sebesar 32%, masih jauh dari rata-rata dunia (42,2%), yaitu jumlah ini menurun dari cakupan tahun 2002/2003 sebesar 39,5%. (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2008)
Dari data Dinas kesehatan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2007 cakupan pemberian ASI Eksklusif sebanyak 502.172 (53,75%) dari jumlah 934.297 bayi. (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2008)
Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten ............. pada tahun 2008 berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten ............. yang diberikan ASI Eksklusif sebanyak 6.419 bayi (33,8%) dari jumlah 19.019 bayi, sedangkan di UPTD Puskesmas Kertajati pada tahun 2008 sebanyak 14 bayi (3,3%) diberikan ASI Eksklusif dari 414 bayi. Angka tersebut menunjukkan bahwa cakupan pemberian ASI Eksklusif di objek penelitian lebih rendah jika dibandingkan dengan cakupan pencapaian ASI Eksklusif di Puskesmas sekitarnya yaitu 50,7 % di Puskesmas Jatitujuh dan 46,9% di Puskesmas Panongan. (Dinas Kesehatan Kabupaten ............., 2009)
Rendahnya pencapaian tersebut salah satunya dipengaruhi perilaku ibu menyusui dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Menurut teori Green (Notoatmodjo, 2003) bahwa perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yang terwujud dalam pengetahuan, keyakinan dan nilai yang dianut ibu tentang pemberian ASI pada bayi.
Hasil penelitian Hapsari (2009) tentang Promosi Kesehatan Bidan Pada Bayi di Banjarmasin bahwa bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-masalah umum terjadi.
Berdasarkan hal itu maka peneliti tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dalam penelitian yaitu “Apakah ada hubungan peran bidan dan karakteristik ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati Kabupaten ............. Tahun 2010”
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan dalam penelitian yaitu masih rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati sebesar 3.3% bayi yang diberikan ASI Eksklusif. Dan yang menjadi pertanyaan penelitiannya adalah “Bagaimana hubungan peran bidan dan karakteristik ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati Kabupaten .............?”.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan peran bidan dan karakteristik ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati Kabupaten ............. Tahun 2010
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Diketahuinya gambaran pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati Kabupaten ............. Tahun 2010
1.3.2.2 Diketahuinya gambaran peran bidan (layanan konseling dan penyuluhan) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati Kabupaten ............. Tahun 2010
1.3.2.3 Diketahuinya gambaran karakteristik ibu (umur, pendidikan dan pekerjaan) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati Kabupaten ............. Tahun 2010
1.3.2.4 Diketahuinya hubungan layanan konseling dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati Kabupaten ............. Tahun 2010
1.3.2.5 Diketahuinya hubungan penyuluhan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati Kabupaten ............. Tahun 2010
1.3.2.6 Diketahuinya hubungan umur ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati Kabupaten ............. Tahun 2010
1.3.2.7 Diketahuinya hubungan pendidikan ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati Kabupaten ............. Tahun 2010
1.3.2.8 Diketahuinya hubungan pekerjaan ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati Kabupaten ............. Tahun 2010
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada masalah peran bidan meliputi layanan konseling dan kegiatan penyuluhan, dan karakteristik ibu menyusui yang diteliti meliputi faktor umur, pendidikan dan pekerjaan, untuk kemudian dicari hubungannya dengan pemberian ASI Eksklusif di objek penelitian yang diukur berdasarkan partisipasi pendapat ibu bayi. Sasaran pada penelitian ini yaitu ibu menyusui bayi usia 6 – 12 bulan.
1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai dokumentasi dan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya dalam penelitian sejenis sehingga diperoleh penelitian yang lebih baik.
1.5.2 Bagi Lahan Praktek
Diharapkan hasil peneitian ini dapat dijadikan sebagai informasi untuk tenaga kesehatan yang berperan sebagai pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama kepada ibu menyusui sehingga dapat meningkatkan pelayanan dan penyuluhannya tentang pemberian ASI Eksklusif menjadi lebih optimal.
1.5.3 Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi bagi masyarakat khususnya ibu menyusui tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif kepada bayi
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah. (Depkes RI, 2007)
Anak merupakan tumpuan harapan bagi kelangsungan hidup umat manusia dan menjadi generasi penerus bangsa. Semua itu akan terpenuhi bila anak mencapai tumbuh kembang yang optimal. Tumbuh kembang dapat optimal apabila segala kebutuhannya terpenuhi, sehingga kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dapat ditingkatkan. Salah satu upaya yang memberi dampak cukup penting terhadap peningkatan kualitas SDM adalah upaya peningkatan status gizi masyarakat. Salah satu program tersebut dilakukan dengan upaya pemberian ASI Eksklusif yang berguna untuk meningkatkan status gizi bayi. Air Susu Ibu (ASI) telah terbukti mempunyai keunggulan yang tak bisa digantikan susu manapun, karena ASI mengandung zat gizi yang selalu menyesuaikan dengan kebutuhan bayi setiap saat, bahkan ketika sakitpun kandungan gizi ASI akan menyesuaikan dengan kebutuhan bayi. ASI juga berfungsi sebagai imunitas (kekebalan) terhadap penyakit, sehingga anak akan sulit terserang penyakit (Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI, 2007).
Sudah tidak dapat dipungkiri lagi bahwa ASI merupakan mukjizat dari Tuhan yang diberikan kepada umatnya melalui ibu yang menyusui bayinya dengan ASI. ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi, baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual, dan pemberian ASI selama 1 jam pertama dalam kehidupannya dapat menyelamatkan 1 juta nyawa bayi. Berkaitan dengan pentingnya ASI 1 jam pertama maka dianjurkan sesegera mungkin meletakkan bayi yang baru dilahirkan pada dada ibunya dan membiarkannya selama 30 – 60 menit. ASI merupakan hak anak, untuk kelangsungan hidup dan tumbuh kembang secara optimal dan hak ibu untuk menyusui anaknya. Pemberian ASI juga dapat membentuk perkembangan intelegensia, rohani dan perkembangan emosional, karena dalam dekapan ibu selama disusui, bayi bersentuhan langsung dengan ibu serta mendapat kehangatan, kasih sayang dan rasa aman. (Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan RI, 2007)
Berdasarkan hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007 pemberian ASI Eksklusif menunjukkan adanya penurunan jumlah bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif dari 39,5% pada tahun 2002/2003 menjadi 32% pada tahun 2007 sehingga terjadi penurunan sebesar 7,5%. Cakupan ASI Eksklusif di Indonesia sebesar 32%, masih jauh dari rata-rata dunia (42,2%), yaitu jumlah ini menurun dari cakupan tahun 2002/2003 sebesar 39,5%. (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, 2008)
Dari data Dinas kesehatan Provinsi Jawa Barat pada tahun 2007 cakupan pemberian ASI Eksklusif sebanyak 502.172 (53,75%) dari jumlah 934.297 bayi. (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2008)
Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Kabupaten ............. pada tahun 2008 berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten ............. yang diberikan ASI Eksklusif sebanyak 6.419 bayi (33,8%) dari jumlah 19.019 bayi, sedangkan di UPTD Puskesmas Kertajati pada tahun 2008 sebanyak 14 bayi (3,3%) diberikan ASI Eksklusif dari 414 bayi. Angka tersebut menunjukkan bahwa cakupan pemberian ASI Eksklusif di objek penelitian lebih rendah jika dibandingkan dengan cakupan pencapaian ASI Eksklusif di Puskesmas sekitarnya yaitu 50,7 % di Puskesmas Jatitujuh dan 46,9% di Puskesmas Panongan. (Dinas Kesehatan Kabupaten ............., 2009)
Rendahnya pencapaian tersebut salah satunya dipengaruhi perilaku ibu menyusui dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya. Menurut teori Green (Notoatmodjo, 2003) bahwa perilaku ibu dalam pemberian ASI Eksklusif dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yang terwujud dalam pengetahuan, keyakinan dan nilai yang dianut ibu tentang pemberian ASI pada bayi.
Hasil penelitian Hapsari (2009) tentang Promosi Kesehatan Bidan Pada Bayi di Banjarmasin bahwa bidan mempunyai peranan yang sangat istimewa dalam menunjang pemberian ASI. Peran bidan dapat membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik dan mencegah masalah-masalah umum terjadi.
Berdasarkan hal itu maka peneliti tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dalam penelitian yaitu “Apakah ada hubungan peran bidan dan karakteristik ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati Kabupaten ............. Tahun 2010”
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan permasalahan dalam penelitian yaitu masih rendahnya cakupan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati sebesar 3.3% bayi yang diberikan ASI Eksklusif. Dan yang menjadi pertanyaan penelitiannya adalah “Bagaimana hubungan peran bidan dan karakteristik ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati Kabupaten .............?”.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan peran bidan dan karakteristik ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati Kabupaten ............. Tahun 2010
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Diketahuinya gambaran pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati Kabupaten ............. Tahun 2010
1.3.2.2 Diketahuinya gambaran peran bidan (layanan konseling dan penyuluhan) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati Kabupaten ............. Tahun 2010
1.3.2.3 Diketahuinya gambaran karakteristik ibu (umur, pendidikan dan pekerjaan) di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati Kabupaten ............. Tahun 2010
1.3.2.4 Diketahuinya hubungan layanan konseling dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati Kabupaten ............. Tahun 2010
1.3.2.5 Diketahuinya hubungan penyuluhan dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati Kabupaten ............. Tahun 2010
1.3.2.6 Diketahuinya hubungan umur ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati Kabupaten ............. Tahun 2010
1.3.2.7 Diketahuinya hubungan pendidikan ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati Kabupaten ............. Tahun 2010
1.3.2.8 Diketahuinya hubungan pekerjaan ibu menyusui dengan pemberian ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kertajati Kabupaten ............. Tahun 2010
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup permasalahan pada penelitian ini dibatasi pada masalah peran bidan meliputi layanan konseling dan kegiatan penyuluhan, dan karakteristik ibu menyusui yang diteliti meliputi faktor umur, pendidikan dan pekerjaan, untuk kemudian dicari hubungannya dengan pemberian ASI Eksklusif di objek penelitian yang diukur berdasarkan partisipasi pendapat ibu bayi. Sasaran pada penelitian ini yaitu ibu menyusui bayi usia 6 – 12 bulan.
1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai dokumentasi dan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya dalam penelitian sejenis sehingga diperoleh penelitian yang lebih baik.
1.5.2 Bagi Lahan Praktek
Diharapkan hasil peneitian ini dapat dijadikan sebagai informasi untuk tenaga kesehatan yang berperan sebagai pemberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama kepada ibu menyusui sehingga dapat meningkatkan pelayanan dan penyuluhannya tentang pemberian ASI Eksklusif menjadi lebih optimal.
1.5.3 Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi bagi masyarakat khususnya ibu menyusui tentang manfaat pemberian ASI Eksklusif kepada bayi
Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran No.151
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
0 komentar:
Posting Komentar