BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut diciptakanlah Visi Indonesia Sehat 2010, yang merupakan cerminan masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia dengan ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku, dan dalam lingkungan sehat, serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan tersebut, dalam tiga dekade ini telah cukup berhasil meningkatkan derajat kesehatan. Namun demikian derajat kesehatan di Indonesia masih terhitung rendah apabila dibandingkan dengan negara-negara tetangga (Departemen Kesehatan RI, 2005 : 1).
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat maka diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan, pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang diselenggarakan secara menyeluruh, terarah, terpadu, dan berkesinambungan (Departemen Kesehatan RI, 2004: 67).
Kondisi derajat kesehatan masyarakat di Indonesia saat ini masih memprihatinkan, antara lain ditandai dengan masih tingginya AKB dan AKI. Berdasarkan data BPS tahun 2007, AKB di Indonesia menunjukkan angka yang masih tinggi yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup, dan menurut data Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 AKI di Indonesia menunjukkan angka 248 per 100.000 kelahiran hidup (Departemen Kesehatan RI, 2008).
Di Provinsi Jawa Barat tahun 2007 AKI maternal menunjukkan angka yang cukup tinggi yaitu mencapai 98 per 1.000 kelahiran hidup, dengan Angka Kematian Bayi tahun 2008 sedikitnya mencapai 38 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2008).
Sedangkan rasio kematian maternal pada tahun 2008 di Kabupaten ............. sebesar 148 per 100.000 kelahiran hidup yaitu sebanyak 28 dari 18.873 kelahiran hidup dengan jumlah kasus kematian bayi mencapai 20 per 100.000 kelahiran hidup yaitu sebanyak 385 dari 18.873 kelahiran hidup. (Profil Dinas Kesehatan Kabupaten ............., 2009).
Kematian maternal dapat terjadi pada saat pertama pertolongan persalinan. Penyebab utama kematian ibu adalah trias klasik yaitu perdarahan, infeksi, dan eklampsi. Angka kematian maternal dan perinatal yang tinggi juga disebabkan oleh dua hal penting yang memerlukan perhatian khusus yaitu terjadinya partus terlantar atau partus lama dan terlambatnya melakukan rujukan (Manuaba, 1998).
Sebagian besar penyebab kematian dapat dicegah dengan penanganan yang adekuat. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas kesehatan dalam menolong persalinan, seperti penggunaan partograf dalam persalinan yaitu alat bantu untuk membuat keputusan klinik, memantau, mengevaluasi dan menatalaksana persalinan. Partograf dapat digunakan untuk mendeteksi dini masalah dan penyulit dalam persalinan sehingga dapat sesegera mungkin menatalaksana masalah tersebut atau merujuk ibu dalam kondisi optimal. Instrumen ini merupakan salah satu komponen dari pemantauan dan penatalaksanaan proses persalinan secara lengkap (Depkes RI, 2007).
Dengan penerapan partograf diharapkan bahwa angka kematian maternal dan perinatal dapat diturunkan dengan bermakna sehingga mampu menunjang sistem kesehatan menuju tingkat kesejahteraan masyarakat. Kenyataannya keterampilan petugas tenaga kesehatan maupun penolong persalinan dalam penggunaan partograf masih kurang diterapkan. Oleh karena itu bagi calon tenaga kesehatan terutama mahasiswa institusi pendidikan kesehatan perlu dipersiapkan sedini mungkin untuk menguasai dan mengaplikasikan kemampuan partograf tersebut sedini mungkin. Dengan harapan mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang pengisian partograf sebagai bahan pengetahuan ketika mereka terjun di masyarakat.
Jenjang pendidikan akademik diploma III merupakan jenjang pendidikan tinggi. Menurut Notoadmojo (2003) pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi sikap berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah menerima informasi dan semakin luas pengetahuannya.
Kenyataannya pengetahuan tentang partograf mahasiswa Tingkat II Semester III Program D III Kebidanan STIKes ............. tahun ajaran 2009/2010 masih rendah. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan penyebaran kuesioner kepada 75 mahasiswa tentang pengetahuan partograf diketahui sebesar 64,5% mahasiswa kurang memiliki pengetahuan tentang partograf . Hal juga ini dibuktikan dari uji coba praktek pengisian partograf sesuai dengan kasus persalinan terhadap 10 orang mahasiswa didapatkan 50% mahasiswa yang mampu mengisi partograf dengan benar.
Berdasarkan hal di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Antara Pengetahuan dengan Pengisian Partograf Mahasiswa Tingkat II Semester III Program Studi DIII Kebidanan STIKes ............. tahun Ajaran 2009/2010”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merumuskan permasalahan penelitian yaitu Bagaimana hubungan antara pengetahuan dengan pengisian partograf mahasiswa tingkat II Semester III Program Studi DIII Kebidanan STIKes ............. tahun Ajaran 2009/2010.
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada aspek pengetahuan dengan pengisian partograf, untuk kemudian dicari hubungan keduanya. Penelitian ini dilakukan di tingkat II semester III Program Studi DIII Kebidanan STIKes ............. sebanyak 161 orang.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan pengisian partograf mahasiswa tingkat II Semester III Program Studi DIII Kebidanan STIKes ............. tahun Ajaran 2009/2010.
1.4.2 Tujuan Khusus
1.4.2.1 Diketahuinya gambaran pengetahuan partograf mahasiswa tingkat II Semester III Program Studi DIII Kebidanan STIKes ............. tahun Ajaran 2009/2010.
1.4.2.2 Diketahuinya gambaran pengisian partograf mahasiswa tingkat II Semester III Program Studi DIII Kebidanan STIKes ............. tahun Ajaran 2009/2010
1.4.2.3 Diketahuinya hubungan antara pengetahuan dengan pengisian partograf mahasiswa tingkat II Semester III Program Studi DIII Kebidanan STIKes ............. tahun Ajaran 2009/2010.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya untuk dapat menambah referensi perpustakaan untuk bahan acuan penelitian yang akan datang.
1.5.2 Bagi Responden
Responden dapat mengetahui dengan jelas pengetahuan dan aplikasi dalam penggunaan partograf.
1.5.3 Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman dalam melakukan penulisan ilmiah, menambah pengetahuan dan wawasan penulis.
Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran No.140
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
0 komentar:
Posting Komentar