BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian dari pembangunan yang bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pembangunan kesehatan tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia baik masyarakat, swasta, maupun pemerintah. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007 : 1)
Upaya pemerintah yang nyata guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat salah satunya difokuskan pada program kesehatan ibu dan anak di setiap layanan kesehatan. Program kesehatan ibu dan anak yang telah dilaksanakan selama ini bertujuan untuk meningkatkan status derajat kesehatan ibu dan anak serta menurunkan AKI dan AKB. Untuk itu diperlukan upaya pengelolaan program kesehatan ibu dan anak yang bertujuan untuk memanfaatkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak secara efektif dan efisien. Kondisi derajat kesehatan masyarakat di Indonesia saat ini masih memprihatinkan, antara lain ditandai dengan masih tingginya AKB, dan AKI. Berdasarkan data BPS tahun 2007, AKB di Indonesia menunjukkan angka yang masih tinggi yaitu 34 per 1.000 kelahiran hidup, dan menurut data SDKI 2007 AKI di Indonesia menunjukkan angka 228 per 100.000 kelahiran hidup. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008)
Di Propinsi Jawa Barat tahun 2007 AKI maternal menunjukkan angka yang cukup tinggi yaitu mencapai 98 per 1.000 kelahiran hidup (Dinkes Prop. Jabar, 2008). sedangkan AKI maternal pada tahun 2008 di Kabupaten ........... sebesar 131 per 1000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus kematian bayi mencapai 106 per 1000 kelahiran hidup. (Dinas Kesehatan Kabupaten ..........., 2009)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian ibu maternal salah satunya dipengaruhi oleh faktor predisposisi perilaku kesehatan. Perilaku ibu hamil untuk meningkatkan kesehatan diantaranya dengan melakukan kunjungan kehamilan pada cakupan K1 dan K4. Sebagaimana menurut Yulifah R, dan Yuswanto TJA (2006) dengan system pencatatan dan pelaporan register kohort pada kunjungan K1 dan K4 maka diketahui cakupan pencapaian kunjungannya secara tempattif. Hal ini dilakukan sebagai deteksi dini ibu hamil beresiko di fasilitas pelayanan KIA untuk menurunkan angka kematian ibu secara bermakna.
Cakupan K1 di Indonesia tahun 2007 sebesar 83% di bawah target 100%, dan cakupan K4 sebesar 65,90%di bawah target 95%. Adapun di Propinsi Jawa Barat tahun 2007 cakupan K1 sebesar di bawah target 100%, dan cakupan K4 sebesar 77,34% di bawah target 95%. (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2008)
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan secara berkala dan teratur. Hal ini dapat memberikan peluang yang lebih besar bagi petugas kesehatan untuk mengenali secara dini berbagai penyulit atau gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu hamil. Beberapa penyakit atau penyulit tidak segera timbul bersamaan dengan terjadinya kehamilan (misalnya, hipertensi dalam kehamilan) atau baru akan menampakkan gejala pada usia kehamilan tertentu (misalnya, perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa). Selain itu, upaya memberdayakan ibu hamil dan keluarganya tentang proses kehamilan dan masalahnya melalui penyuluhan atau konseling dapat berjalan efektif apabila tersedia cukup waktu untuk melaksanakan pendidikan kesehatan yang diperlukan dari satu kunjungan ke kunjungan berikutnya. (Syafrudin dan Hamidah, 2004)
Adapun cakupan kunjungan ibu hamil dari data hasil pencatatan dan pelaporan Dinas Kesehatan Kabupaten ........... tahun 2008 yaitu :
Tabel 1.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K1 dan K4 Kabupaten ........... Tahun 2008
No Puskesmas Jml Ibu Hamil K1 % K4 %
1 Lemahsugih 1079 1041 96.48 945 87.58
2 Bantarujeg 694 604 87.03 580 83.57
3 Cikijing 1123 1065 94.84 1019 90.74
4 Cingambul 663 753 113.57 671 101.21
5 Talaga 799 572 71.59 509 63.70
6 ........... 449 371 82.63 204 45.43
7 Argapura 642 453 70.56 391 60.90
8 Maja 907 979 107.94 894 98.57
9 ........... 622 623 100.16 504 81.03
10 Munjul 643 562 87.40 357 55.52
11 Cigasong 601 488 81.20 467 77.70
12 Sukahaji 529 579 109.45 503 95.09
13 Salagedang 487 419 86.04 278 57.08
14 Rajagaluh 807 812 100.62 717 88.85
15 Sindangwangi 575 405 70.43 330 57.39
16 Leuwimunding 1183 1121 94.76 980 82.84
17 Waringin 910 960 105.49 781 85.82
18 Jatiwangi 861 794 92.22 745 86.53
19 Loji 714 518 72.55 452 63.31
20 Kasokandel 886 997 112.53 851 96.05
21 Panyingkiran 553 565 102.17 439 79.39
22 Kadipaten 834 735 88.13 631 75.66
23 Kertajati 452 325 71.90 257 56.86
24 Sukamulya 361 304 84.21 230 63.71
25 Jatitujuh 599 360 60.10 379 63.27
26 Panongan 396 306 77.27 255 64.39
27 Ligung 1171 860 73.44 733 62.60
28 Sumberjaya 1109 957 86.29 723 65.19
29 Malausma 915 612 66.89 652 71.26
30 Balida 839 445 53.04 371 44.22
22403 19585 87.42 16848 75.20
(Sumber Seksi KIA dan Usila Dinkes Kab. ..........., 2009)
Data tersebut menunjukkan bahwa di Kabupaten ........... tahun 2008 pada cakupan K1 sebesar 87,42% dan K4 sebesar 75.20, sedangkan di tempat penelitian yaitu Puskesmas ........... cakupan K1 sebesar 82,63% belum mencapai target 95% dan pada cakupan K4 sebesar 45,43% merupakan terendah kedua setelah Puskesmas Balida sebesar 44,22%.
Berdasarkan studi pendahuluan di tempat penelitian yaitu Puskesmas ........... yang dilakukan dengan wawancara terhadap beberapa petugas kesehatan diketahui bahwa rendahnya pencapaian cakupan kunjungan K1 dan K4 ibu hamil, salah satunya dipengaruhi oleh lama kerja bidan. Yaitu banyaknya bidan baru yang belum mengenal lebih jauh wilayah pelosok dan kurang mengembangkan peran dan tugasnya akibat pengetahuan yang terbatas secara teori serta belum mendapatkan cukup pengalaman yang nyata dalam melayani ibu hamil dan bersalin terutama di daerah pedesaan yang masih bersifat tradisional.
Pengetahuan merupakan hal penting bagi bidan dalam mengaplikasikan keilmuannya di lingkungan masyarakat. Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. (Wikipedia, 2009)
Lama kerja merupakan pengalaman individu yang akan menentukan pertumbuhan dalam pekerjaan dan jabatan. Seperti diungkapkan oleh Andi Mappiare bahwa pertumbuhan jabatan dalam pekerjaan dapat dialami oleh seseorang hanya apabila dijalani proses belajar dan berpengalaman dan diharapkan orang yang bersangkutan memiliki sikap kerja yang bertambah maju kearah positif, memiliki kecakapan (pengetahuan kerja) yang ebrtambah baik serta memiliki keterampilan kerja yang bertambah dalam kualitas dan kuantitas (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007)
Dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengangkat masalah tersebut dalam penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Dan Lama Kerja Bidan Dengan Pencapaian Cakupan K1 dan K4 Dalam Pencatatan Dan Pelaporan Register Kohort Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas ........... Tahun 2010”.
1.2 Rumusan Masalah
Pada penelitian ini dirumuskan pernyataan masalahnya yaitu rendahnya cakupan K1 dan K4 di Kabupaten ........... tahun 2008 dengan K1 87,42% dan K4 75.20, sedangkan di Puskesmas ........... cakupan K1 82,63% (di bawah target 100%) dan pada cakupan K4 45,43%(di bawah target target 95%). Rendahnya pencapaian K1 dan K4 tersebut salah satunya dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dan lama kerja bidan.
Sehingga pertanyaan penelitiannya adalah ”Bagaimana hubungan pengetahuan dan lama kerja bidan dengan pencapaian cakupan K1 dan K4 dalam pencatatan dan pelaporan register kohort di wilayah kerja UPTD Puskesmas ........... tahun 2010?”
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Diketahuinya hubungan pengetahuan dan lama kerja bidan dengan pencapaian cakupan K1 dan K4 dalam pencatatan dan pelaporan register kohort di wilayah kerja UPTD Puskesmas ........... tahun 2010.
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Diketahuinya gambaran pengetahuan dan lama kerja bidan dengan pencapaian cakupan K1 dan K4 dalam pencatatan dan pelaporan register kohort di wilayah kerja UPTD Puskesmas ........... tahun 2010.
1.3.2.2 Diketahuinya hubungan antara pengetahuan bidan dengan pencapaian cakupan K1 dan K4 dalam pencatatan dan pelaporan register kohort di wilayah kerja UPTD Puskesmas ........... tahun 2010
1.3.2.3 Diketahuinya hubungan antara lama kerja bidan dengan pencapaian cakupan K1 dan K4 dalam pencatatan dan pelaporan register kohort di wilayah kerja UPTD Puskesmas ........... tahun 2010.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada kualitas bidan menurut pengetahuan dan lama kerja bidan serta pencapaian cakupan K1 dan K4 dalam pencatatan dan pelaporan register kohort. Unit analisis pada penelitian ini yaitu seluruh bidan desa yang ada di wilayah kerja UPTD Puskesmas ........... yang dilakukan pada periode Bulan Februari-Mei 2010
1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi Institusi Kesehatan
Diharapkan hasil penelitian ini menunjang terhadap data-data observasi kesehatan yang riil dalam mendukung perencanaan program kesehatan selanjutnya sesuai dengan hasil pencatatan dan pelaporan register yang akurat.
1.5.2 Bagi Bidan
Diharapkan permasalahan kesehatan di desa dapat dideteksi secara dini, sehingga bisa ditangani dengan cepat dan diselesaikan sesuai kondisi, potensi dan pengetahuan yang perlu ditingkatkan. Sehingga hasil pencatatan dan pelaporan register dapat dijadikan data untuk kesinambungan program kesehatan yang konsekwen.
1.5.3 Bagi Peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan, dan wawasan peneliti dalam pencatatan dan pelaporan register kohort serta merupakan suatu syarat dalam menyelesaikan Program Studi D III Kebidanan STIKes ............
Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran No.149
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
0 komentar:
Posting Komentar