BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti strok untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2015 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2015. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini. ( Anonim,2007 ).
Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Berdasarkan data Global Burden of Disease (GBD) tahun 2000, 50% dari penyakit kardiovaskuler disebabkan oleh hipertensi. Berdasarkan Data Lancet, jumlah penderita hipertensi di seluruh dunia terus meningkat. Di India, misalnya, mencapai 60,4 juta orang pada 2002 dan diperkirakan 107,3 juta orang pada 2025. Di China, 98,5 juta orang dan bakal jadi 151,7 juta orang pada 2025. Di bagian lain di Asia, tercatat 38,4 juta penderita hipertensi pada 2000 dan diprediksi jadi 67,4 juta orang pada 2025. Di Indonesia, mencapai 17-21% dari populasi penduduk dan kebanyakan tidak terdeteksi. ( Anonim , 2008 ).
Menurut Adnil Basha 2004 berpendapat bahwa Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang mengakibatkan angka kesakitan yang dimana suatu keadaan seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan angka kesakitan atau morbiditas dan angka kematian atau mortalitas.
Menurut WHO Kutipan lanny sustrani,2004 menjelaskan bahwa batas normal tekanan darah adalah 120–140 mmHg tekanan sistolik dan 80 – 90 mmHg tekanan diastolik. Seseorang dinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya > 140/90 mmHg, Sedangkan menurut JNC VII 2003 tekanan darah pada orang dewasa dapat diklasifikasikan menderita hipertensi stadium I apabila tekanan sistoliknya 140 – 159 mmHg dan tekanan diastoliknya 90 – 99 mmHg, Hipertensi Stadium II apabila Tekanan sistoliknya lebih dari 160 mmHg dan diastoliknya lebih dari 100 mmhg sedangkan hipertensi Stadium III apabila Tekanan sistoliknya lebih dari 180 mmHg dan Tekanan diastoliknya lebih dari 116 mmHg .
Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi meliputi faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) dan faktor risiko yang dapat dikendalikan (minor). Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) seperti keturunan, jenis kelamin, ras dan umur. Sedangkan faktor risiko yang dapat dikendalikan (minor) yaitu olahraga, makanan (kebiasaan makan garam), alkohol, stres, kelebihan berat badan (obesitas), kehamilan dan penggunaan pil kontrasepsi (Asep Pajario, 2002).
Secara epidemiologi Hipertensi diperkirakan menjadi penyebab kematian sekitar 7,1 juta orang di seluruh dunia atau sekitar 13 % dari total kematian.Di Indonesia terdapat beban ganda dari prevalensi penyakit hipertensi dan penyakit kardiovaskuler lainnya dengan penyakit infeksi dan malnutrisi. Prevalensi hipertensi yang tertinggi adalah pada wanita (25%) dan pria (24%). Rata-rata tekanan darah sistole 127,33 mmHg pada pria indonesia dan 124,13 mmHg pada wanita indonesia. Tekanan diastole 78,10 mmHg pada pria dan 78,56 mmHg pada wanita. ( Anonim,2008 ).
Penyakit hipertensi terus mengalami kenaikan insiden dan prevalensi, berkaitan erat dengan perubahan pola makan, penurunan aktivitas fisik, kenaikan kejadian stres dan lain-lain. Prevalensi hipertensi di seluruh dunia, diperkirakan sekitar 15-20%. Hipertensi lebih banyak menyerang pada usia setengah baya pada golongan umur 55-64 tahun.( Anonim,2007 ).
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001, kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia sebesar 26,3%. Sedangkan data kematian di rumah sakit tahun 2005 sebesar 16,7%. Faktor resiko utama penyakit jantung dan pembuluh darah adalah hipetensi, di samping hiperkolesterollemia dan diabetes melitus.
Penelitian yang dilakukan oleh Direktorat Kanwil Hukum Dan Ham indonesia bekerjasama dengan Direktorat keperawatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia tahun 2008 bahwa jumlah hipertensi dilembaga pemasyarakatan sebanyak 24,5 % sedangkan data kematian dipoliklinik lembaga pemasyarakatan di indonesia 12,3 % (Anonim, 1992).
Pada Profil dinas Kesehatan Propinsi Hipertensi merupakan penyakit terbanyak dan menempati urutan ke 5 dari 10 penyakit lainnya, adapun pada tahun 2008 sebanyak 2156 Kasus dari 932.342 jiwa dengan Prevalensi 13,5 % sedangkan tahun 2009 berjumlah 2916 kasus dari 1.143.445 jiwa atau prevalensi penderita sebanyak 18,9 %.
Berdasarkan data di Poliklinik Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Dari Tahun 2008 sejumlah 45 penderita hipertensi dengan jumlah warga binaan 350 jiwa dengan proporsi sebanyak 12,8 % Sedangkan Tahun 2009 sebanyak 85 Penderita hipertensi dari jumlah warga binaan 412 jiwa dengan proporsinya sebanyak 20.6 % ( Data poliklinik LAPAS , 2009).
Berdasarkan data tersebut di atas, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : “Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pasien Hipertensi Di Poliklinik Lembaga Pemayarakatan Klas IIA tahun “.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan yakni ”Apa sajakah Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Di Poliklinik Lembaga Pemayarakatan Klas IIA tahun ”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Di Poliklinik Lembaga Pemayarakatan Klas IIA tahun ”.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk Mengetahui hubungan Riwayat Keluarga dengan kejadian hipertensi di Polikinik Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA .
b. Untuk Mengetahui hubungan Jenis kelamin dengan kejadian hipertensi di Polikinik Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA .
c. Untuk Mengetahui hubungan Umur dengan kejadian hipertensi di Polikinik Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA .
d. Untuk Mengetahui hubungan merokok dengan kejadian hipertensi di Polikinik Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA .
e. Untuk Mengetahui hubungan Obesitas dengan kejadian hipertensi di Polikinik Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA .
D. Manfaat Penelitian
1. Poliklinik Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA
Penelitian ini dapat memberikan informasi atau masukan tentang faktor yang berhubungan dengan angka kejadian hipertensi pada masyarakat di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA .
2. Peneliti
Melalui penelitian ini peneliti dapat menerapkan dan memanfaatkan ilmu yang didapat selama pendidikan dan menambah pengetahuan dan pengalaman dalam membuat penelitian ilmiah.
3. Bagi Narapidana
Untuk menambah informasi seberapa baik tingkat pengetahuan narapidana tentang faktor terjadinya hipertensi.
4. Dinas Kesehatan Provinsi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan pertimbangan dalam membuat kebijakan-kebijakan dibidang kesehatan di masa mendatang khususnya dalam penatalaksanaan pasien dengan hipertensi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi data dasar bagi penelitian selanjutnya.
5. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan bacaan atau pedoman untuk penelitian selanjutnya oleh mahasiswa/mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat dan memberi acuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan bagi peserta didik.
Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran No.236
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
0 komentar:
Posting Komentar