KTI SKRIPSI KEBIDANAN KEPERAWATAN KESMAS KEDOKTERAN

Kumpulan KTI SKRIPSI Kebidanan Keperawatan Kesmas Kedokteran ini bertujuan untuk membantu para mahasiswa/i kebidanan keperawatan kesehatan masyarakat dan Kedokteran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah dan Skripsi sebagai salah satu syarat dalam tugas akhir pendidikan. Kumpulan KTI Skripsi ini akan terus kami tambah, sehingga dapat memenuhi kebutuhan anda dalam mendapatkan contoh KTI Skripsi, jadi anda tidak perlu lagi membuang waktu dan biaya dalam mencari KTI yang anda inginkan.

Gambaran Pengetahuan Mahasiswi Kebidanan Tingkat 3 tentang Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Kamis, 26 Juli 2012

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pembangunan sumber daya manusia tidak terlepas dari upaya kesehatan khususnya upaya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi, karena itu pembangunan sumber daya manusia harus dimulai sejak dini yakni pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. Dengan demikian, maka kesehatan bayi baru lahir kurang dari satu bulan (neonatal) menjadi sangat penting karena akan menentukan apakah generasi kita yang akan datang dalam keadaan sehat. (Depkes RI, 2004)
Melahirkan merupakan pengalaman menegangkan, akan tetapi sekaligus menggembirakan. Ada satu hal yang selama ini tidak disadari dan tidak dilakukan orang tua dan tenaga medis, tetapi begitu vital bagi kehidupan bayi selanjutnya. Ternyata, dalam satu jam pertama setelah melahirkan, ada perilaku menakjubkan antara bayi dan ibunya. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) berperan dalam pencapaian tujuan Millenium Development Goals (MDGs) yaitu membantu mengurangi kemiskinan dan kelaparan dan membantu mengurangi angka kematian anak dengan target menurunkan angka kematian sebanyak 2/3 dari tahun 1990 sampai tahun 2015.
Persiapan menyusui pada masa kehamilan merupakan hal yang penting sebab dengan persiapan yang lebih baik maka ibu lebih siap untuk menyusui bayinya sehingga ibu hamil masuk dalam kelas Bimbingan Persiapan Menyusui (BPM). Demikian pula suatu pusat pelayanan ibu hamil yang dapat menunjang kebijakan yang berkenaan dengan pelayanan ibu hamil yang dapat menunjang keberhasilan menyusui (Soetjiningsih, 1997).
Proses inisiasi menyusu dini dilakukan sesaat setelah bayi lahir dalam keadaan sehat dan menangis, sesudah dipotong tali pusarnya dan dilap dengan kain hangat (dengan tetap mempertahankan vernix). Bayi dibiarkan telanjang dan diletakkan di dada ibu yang juga telanjang dengan posisi tengkurap menghadap kearah ibu. Bayi sengaja dibiarkan mencari sendiri puting susu ibunya. Proses pencarian memakan waktu bervariasi, sekitar 30-40 menit. Dalam hal ini segala tindakan atau prosedur yang membuat bayi stress atau merasa sakit ditunda dulu, seperti menimbang, mengukur dan memandikan bayi dilaksanakan setelah Inisiasi menyusui dini selesai dan dapat dilakukan pada bayi yang dilahirkan dengan cara normal maupun operasi caesar (Roesli, 2008).
Berdasarkan penelitian WHO (2000), dienam negara berkembang resiko kematian bayi antara usia 9 – 12 bulan meningkat 40 % jika bayi tersebut tidak disusui. Untuk bayi berusia dibawah 2 bulan, angka kematian ini meningkat menjadi 480 % sekitar 40 % kematian balita terjadi satu bulan pertama kehidupan bayi. Inisiasi menyusu dini (IMD) dapat mengurangi 22 % kematian bayi 28 hari, berarti Inisiasi menyusu dini (IMD) mengurangi kematian balita 8,8 % (Roesli, 2008).
Kematian pada neonatal dini terjadi pada hari pertama (Komalasari, 2003). Penyebab yang mendasari pada 54 % kematian bayi adalah gizi kurang. Data organisasi kesehatan dunia (WHO) menunjukkan ada 170 juta anak di dunia mengalami gizi kurang. Sebanyak 3 juta anak diantaranya meninggal tiap tahun akibat kurang gizi karena tidak disusui. (Walujani, 2007).
Dengan menyusui eksklusif selama 6 bulan dapat menghindarkan 1,4 juta kematian balita. Selain itu, dengan memberikan kesempatan kepada bayi baru lahir berada selama 1 jam di dada ibunya untuk mendapatkan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) menurunkan kematian bayi baru lahir sebanyak 22 %. (Menkokesra, 2008).
Berbagai penelitian telah membuktikan secara ilmiah manfaat dari perilaku menyusu dini, baik bagi ibu maupun bayinya. (Depkes RI, 2008) Manfaat tersebut antara lain menurunkan angka kematian bayi dan menghentikan perdarahan pasca melahirkan dengan lebih cepat mempercepat terlepasnya plasenta dan meningkatkan interaksi antara ibu dan bayi.
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2002–2003 hanya 4% bayi yang mendapat ASI dalam satu jam pertama kelahirannya, dan hanya 8% bayi diIndonesia yang mendapat ASI Eksklusif enam bulan, sementara target Pemerintah tahun 2010 ingin mencapai ASI Eksklusif sebanyak 80%. Hal ini disebabkan antara lain karena rendahnya pengetahuan para ibu mengenai manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari Petugas Kesehatan, persepsi – persepsi sosial budaya yang menentang pemberian ASI, kondisi yang kurang memadai bagi para ibu yang bekerja dan pemasaran agresif oleh perusahan – perusahan susu formula yang tidak saja mempengaruhi para ibu namun juga Petugas Kesehatan (Baskoro, 2008).
Di Indonesia telah diadakan program peningkatan penggunaan Air Susu Ibu (ASI) yang merupakan program prioritas. Karena dampaknya yang luas terhadap status gizi dan kesehatan pada bayi dan balita. Program prioritas ini berkaitan dengan kesepakatan global antara lain Deklarasi Innocenti (Italia) tahun 1990 tentang perlindungan, promosi dan dukungan terhadap penggunaan Air Susu Ibu (ASI). Namun, pencapaian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif hingga saat ini belum menggembirakan. (Sujudi dalam Roesli, 2005) Dari hasil survey demografi dan kesehatan Indonesia, diketahui bahwa tingkat partisipasi pemberian Air Susu Ibu (ASI) di Indonesia mengalami penurunan dari 42,4 % pada tahun 1997 menjadi 39,5 % pada tahun 2002-2003 (Menkokesra, 2008). Kemudian untuk angka kematian bayi berdasarkan profil kesehatan Jawa Tengah (2008) sebesar 10,48 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2008 terjadi penurunan pada angka kematian bayi yaitu 9,17 per 1000 kelahiran hidup. Pemerintah menargetkan pada tahun 2009 angka kematian bayi menjadi 26 per 1000 kelahiran hidup. (Menkokesra, 2008).
Untuk Provinsi Jawa Tengah cakupan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif tahun 2010 sekitar %, terjadi sedikit peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2009 yang mencapai %. Kemudian untuk daerah Kabupaten , cakupan bayi yang diberi Air Susu Ibu (ASI) eksklusif tahun 2009 masih rendah, dari jumlah bayi hanya bayi ( %) yang mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif. Angka ini dirasakan masih sangat rendah bila dibandingkan dengan target pencapaian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif tahun 2010 sebesar %. (Profil Kesehatan , 2010)
Peran tenaga kesehatan, khususnya dokter dan bidan sangat berpengaruh terhadap pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara dini. Namun, di Indonesia masih banyak tenaga kesehatan maupun pelayanan kesehatan yang belum mendukung pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara dini (Profil Kesehatan Indonesia, 2005).
Sesuai peran dan fungsi mahasiswa kebidanan sebagai calon bidan khususnya, Mahasiswa Kebidanan Tingkat III harus bisa memahami tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD), menyerap serta berkonsultasi dengan dosen tentang Inisiasi Menyusui Dini, serta membahas keuntungan (ASI) Air Susu Ibu dan dukungan ibu untuk menyusui.
Berdasarkan survei awal pada tanggal di Akademi Kebidanan . , dengan melakukan wawancara kepada 30 orang mahasiswa D-III Akademi Kebidanan Tingkat III yang sedang praktek klinik terdapat 15 orang yang tidak mengetahui tentang Inisiasi Menyusui Dini. Hal ini menujukkan masih kurangnya pengetahuan mahasiswa Kebidanan Tingkat III tentang Inisiasi Menyusui Dini.
Dengan diketahuinya Banyaknya Mahasiswa yang masih belum paham mengenai Inisiasi Menyusui Dini, Berdasarkan latar belakang inilah, maka peneliti tertarik untuk menulis Karya Tulis Ilmiah ini tentang “Gambaran Pengetahuan mahasiswa tingkat III Akademi Kebidanan tentang Inisiasi Menyusui Dini”.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah pengetahuan mahasiswa tingkat III Akademi Kebidanan tentang Inisiasi Menyusui Dini.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi pengetahuan mahasiswa tingkat III tentang Inisiasi Menyusui Dini.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik mahasiswa yaitu sumber informasi mengenai Inisiasi Menyusui Dini.
b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan mahasiswa tentang pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini yang meliputi

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Akademi Kebidanan
Untuk dijadikan bahan masukan dan memberikan informasi bagi dosen dan mahasiswa tentang Inisiasi Menyusui Dini.
2. Bagi Mahasiswa
Untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang Inisiasi Menyusui Dini
3. Bagi Peneliti
Sebagai bahan masukan dalam menerapkan metode penelitian yang telah dipelajari.


Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran No.256

untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI

0 komentar: