BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. (Depkes RI, 2005)
Dalam rencana pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan ada 7 program pembangunan kesehatan. Namun dalam Program-program Pembangunan Nasional (Propenas) tersebut dijadikan enam program pembangunan kesehatan yaitu : Program Lingkungan Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat, Program Upaya Kesehatan, Program Perbaikan Gizi Masyarakat, Program Sumber Daya Kesehatan, Program Obat Makanan dan Bahan Berbahaya, Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan. (Depkes RI, 2003)
Pengelolaan Program Kesehatan Ibu dan Anak bertujuan untuk memantapkan dan meningkatkan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien. Adapun program KIA diantaranya : Peningkatan pelayanan antenatal disemua fasilitas pelayanan dengan mutu sesuai standar serta menjangkau seluruh sasaran, Peningkatan pertolongan persalinan ditujukan kepada peningkatan pertolongan oleh tenaga kesehatan kebidanan secara berangsur, Peningkatan deteksi dini resiko tinggi/komplikasi kebidanan baik oleh tenaga kesehatan maupun di masyarakat oleh kader dan dukun bayi serta penanganan dan pengamatannya secara terus menerus, Peningkatan penaganan komplikasi kebidanan secara adekuat dan pengamatan secara terus menerus oleh tenaga kesehatan, Peningkatan pelayanan neonatal dan ibu nifas dengan mutu yang sesuai standard dan menjangkau seluruh sasaran. (Depkes RI, 2003)
Kehamilan dan persalinan seorang wanita adalah hal yang sangat penting dan alamiah, dibutuhkan waktu 9 bulan dalam proses pembentukan janin sampai bayi lahir lengkap dan hanya beberapa jam saja. Bayi dilahirkan secara spontan dengan presentasi kepala pada usia kehamilan antara 37-42 minggu lengkap, setelah persalinan ibu maupun bayi berada pada kondisi baik. (Depkes RI, 2001)
Dari waktu perkembangan kehamilan, ibu mengalami berbagai macam perubahan bentuk maupun ukuran, baik perubahan pada ibu maupun bayi. Perubahan pada ibu diantaranya perubahan berat badan ibu hamil bertambah 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi penambahan berat badan sekitar ½ kg/minggu. (Manuaba, 1998)
Adanya penambahan berat badan selama hamil dikarenakan kebutuhan akan zat-zat makanan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang sedang dikandung, untuk memelihara kesehatan ibu serta persiapan untuk menyusui. (Sitorus,1998)
Metode untuk menentukan pernambahan berat badan yang optimal selama masa kehamilan yaitu penting untuk mengetahui Indeks Massa Tubuh (BMI = Body Mass Index) wanita sebelum hamil. Rekomendasi tentang penambahan berat badan total selama hamil ditentukan BMI prakehamilan. Wanita yang hamil harus mencapai batas terendah penambahan berat badan BMInya. Total penambahan berat badan pada kehamilan kembar dua misalnya 16-20 kg. Penambahan berat badan yang dianjurkan pada trimester kedua dan trimester ketiga adalah 0,75 kg/minggu. Asupan kalori ditentukan dengan cara mengalikan berat badan optimal wanita yang tidak hamil dalam kg dengan 35 kkal dan kemudian tambahkan 300 kkal ke jumlah total.(Varney, 2001)
Penambahan berat badan normal menurut Suririnah (2005) dianjurkan penambahan berat badan ibu antara 7,5-20 kg, karena berat badan naik yang berlebihan maka mempunyai resiko terjadinya diabetes gestasional (penambahan kadar gula darah karena adanya proses kehamilan) atau terjadinya preeklamsi (keracunan kehamilan dimana terjadi kenaikan tekanan darah). Demikian pula sebaliknya pada wanita yang penambahan berat badannya kurang, asupan gizi dalam tubuh pun berkurang sehingga akan menghambat pertumbuhan janin dalam kandungan seperti BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) dan gangguan kehamilan lainnya.
Dilihat dari angka kejadian BBLR di RB Buah Hati Semarang bulan Januari sampai Desember tahun 2006 ada 16 bayi (5,36%), sedangkan untuk kelahiran bayi normal ada 260 bayi (87,24%). Angka kejadian tersebut ada kaitannya dengan penambahan berat badan selama hamil yang tidak semestinya. Pada 4 bayi BBLR (25%), berat badan lahir kurang 2000 gram dilahirkan oleh ibu dengan penambahan berat badan selama hamil kurang dari 6 kg. Pada 12 bayi BBLR (75%) berat badan lahir kurang 2500 garm dilahirkan oleh ibu dengan penambahan berat badan selama hamil kurang dari 9 kg.
Dari latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti adakah hubungan antara penambahan berat badan ibu selama hamil dengan berat badan bayi lahir di Rumah Bersalin
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti akan merumuskan masalah sebagai berikut : “Adakah hubungan antara penambahan berat badan ibu salama hamil dengan berat badan bayi lahir di Rumah Bersalin ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara penambahan berat badan ibu selama hamil dengan berat badan bayi lahir
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui penambahan berat badan ibu selama hamil
b. Untuk mengetahui berat badan bayi lahir
c. Untuk mengetahui hubungan penambahan berat badan ibu selama hamil dengan berat badan bayi lahir
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan asuhan pada ibu hamil dan bayi yang akan dilahirkan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan bisa memberi manfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca serta dapat dikembangkan pada penelitian selanjutnya.
3. Bagi Peneliti
Menambah wawasan, bahan masukan, dan pengetahuan bagi peneliti.
4. Bagi Masyarakat
Dengan mensosialisasikan kepada masyarakat tentang penambahan berat badan selama hamil yang normal, sehingga dapat mengantisipasi terjadinya penambahan berat badan ibu hamil yang tidak normal.
Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran No.264
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
0 komentar:
Posting Komentar