BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat. Menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah akibat langsung atau tidak langsung dari masalah gizi kurang. Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat ini di Indonesia adalah kurang kalori, protein hal ini banyak ditemukan pada bayi dan anak karena bayi dan anak merupakan golongan rentan.
(http://bared18.blogspot.com/2008/07/tentangASI).Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan (Depkes R1, 1992)
Produksi ASI sangat dipengaruhi kondisi psikis si ibu. Bila hati ibu tenang, bahagia, maka produksi ASI-nya bakal berlimpah. ASI diproduksi sesuai dengan permintaan. Bila bayi Anda butuh 100 cc maka ASI yang bakal diproduksi pun 100cc. Jadi, jangan takut ASI-nya tidak mencukupi kebutuhan bayi (http://asuh.wikia.com/wiki/ASI_sedikit). ASI sebagai makanan yang terbaik bagi bayi tidak perlu diragukan lagi, namun akhir-akhir ini sangat disayangkan banyak diantara ibu-ibu meyusui melupakan keuntungan menyusui. Selama ini dengan membiarkan bayi terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal hanya sedikit bayi yang sebenarnya menggunakan susu botol atau susu formula. Kalau hal yang demikian terus berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang serius terhadap upaya pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI.
Pemberian ASI dari awal kelahiran sampai 4-6 bulan akan menjadikan sendi-sendi kehidupan yang terbaik baginya kelak. ASI juga menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dalam cara yang paling sehat. Karena ASI adalah makanan terbaik diawal kehidupan bayi (Soetjiningsih, 1997).
Makanan pendamping ASI (PASI) adalah makanan yang diberikan kepada bayi setelah cukup bulan untuk melengkapi kebutuhan zat gizi yang diperlukan bagi bayi karena produksi ASI mulai menurun. Namun, saat ini banyak ibu yang memberikan bayi mareka PASI, dan mereka menghentikan ASInya lebih awal. Hal tersebut terjadi karena banyak sekali faktor yang mempengaruhinya seperti tingkat pengetahuan ibu masih rendah sehingga menggantikan ASI dengan pemberian PASI. Tingkat pengetahuan ibu yang kurang tentang pemberian ASI mengakibatkan kita lebih sering melihat bayi diberi susu botol dari pada disusui ibunya, bahkan kita juga sering melihat bayi yang baru berusia 1 bulan sudah diberi pisang atau nasi lembut sebagai tambahan ASI. Pemberian susu formula, makanan padat / tambahan yang terlalu dini dapat mengganggu produksi ASI. Selain itu tidak ditemukan bukti yang menyokong bahwa pemberian susu formula, makanan padat / tambahan pada usia 4 atau 5 bulan lebih menguntungkan. Bahkan sebaliknya, hal ini akan mempunyai dampak yang negatif terhadap kesehatan bayi dan tidak ada dampak positif untuk perkembangan pertumbuhannya (Manuaba, 1998).
Menyusui merupakan salah satu hal yang sangat penting guna kelangsungan hidup bayi dan sekaligus mempertahankan kesehatan ibu setelah melahirkan. ASI merupakan makanan terbaik dan alamiah untuk bayi. ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja sampai umur 6 bulan. Dari 11.817 bayi di hanya 1.034 atau baru 8,75% yang diberi ASI eksklusif. Melihat hal tersebut maka angka ini belum mencapai target. (Profil , 2008 : 46).
Menurut data Dinas Kesehatan (2008) berdasarkan wilayah kerja Puskesmas bahwa jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif di Puskesmas 9,59%, Puskesmas Aur Duri 26,10% dan Puskesmas Tahtul Yaman 25,19%. Ketiga Puskesmas tersebut dipilih karena jarak antar Puskesmas tidak berjauhan. Puskesmas dengan jumlah bayi 292 orang hanya 28 bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dan persentase yang paling rendah diantara ketiga Puskesmas tersebut.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh penulis di Wilayah Puskesmas 2009, diketahui dari 29 bayi hanya 4 bayi (13,79%) yang diberikan ASI eksklusif. Dilihat dari tingkat pendidikan ibu di wilayah Puskesmas rata-rata pendidikan ibu SMP, sehingga ibu memberikan bermacam-macam makanan seperti susu formula, air teh, nasi lembut, pisang sebagai makanan tambahan bagi bayinya atau lebih dikenal dengan makanan pendamping ASI.
Melihat hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan pemberian makanan pendamping ASI pada ibu menyusui di Wilayah Puskesmas Tahun 2009.
B. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah masih ada ibu dengan tingkat pengetahuan ASI yang rendah sehingga melakukan pemberian PASI pada bayi 0-6 bulan di Wilayah Puskesmas Tahun .
Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan di Wilayah Puskesmas Tahun ?
2. Bagaimana gambaran pemberian PASI oleh ibu pada bayi 0-6 bulan di wilayah Puskesmas Tahun ?
3. Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI terhadap pemberian PASI pada bayi 0-6 bulan di Wilayah Puskesmas Tahun ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang ASI terhadap pemberian PASI pada bayi 0-6 bulan di Wilayah Puskesmas Tahun .
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian ASI pada bayi 0-6 bulan di Wilayah Puskesmas Tahun .
b. Diketahuinya gambaran pemberian PASI oleh ibu pada bayi 0-6 bulan di wilayah Puskesmas Tahun
c. Diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang ASI terhadap pemberian PASI pada bayi 0-6 bulan di Wilayah Puskesmas Tahun .
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat memberi manfaat sebagai bahan untuk meningkatkan pelayanan bagi ibu menyusui dan sebagai masukan untuk melakukan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya memberikan ASI secara eksklusif.
2. Bagi Institusi Pendidikan Kebidanan Jambi
Sebagai salah satu bahan pustaka bagai penelitian selanjutnya.
3. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan keilmuan dan pengalaman dalam memberikan Asuhan Kebidanan kepada ibu dan bayi.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu untuk mengetahui Hubungan pengetahuan ibu tentang ASI terhadap pemberian PASI di Puskesmas Tahun , dimana variabel yang diteliti adalah tingkat pengetahuan ibu tentang ASI sebagai variabel bebas. Dan pemberian PASI sebagai variabel tidak bebas. Pengambilan data penelitian ini dilakukan pada bulan Maret . Populasi penelitian ini adalah ibu menyusui yang memiliki bayi umur 0 – 6 bulan di wilayah kerja Puskesmas Kota Jambi. Sampel penelitian ditentukan secara Purposive Sampling yaitu sampel yang memenuhi kriteria penelitian, dalam hal ini adalah ibu menyusui yang memiliki bayi umur 0 – 6 bulan yang berjumlah 60 reponden. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara Univariat dan bivariat.
Download KTI Skripsi Kebidanan Keperawatan Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran No.293
untuk melihat kelengkapan isi KTI Skripsi silahkan KLIK DISINI
0 komentar:
Posting Komentar